05 Juni 2008

tersandera


Adakah kata yang lebih tepat menggantikannya, kala suasana hati dan pikirin hanya tertuju ke satu pokok saja. Kesilapan yang mengasat perasaan membuat limbung proses dan alur pandang. Semuanya sebenarnya bermula dari keinginan untuk membuka diri dan meningkatkankan skill, tapi sebenarnya terjebak dalam aktualisasi.
Seperti rumit,memang, kali ini betul-betul sulit membuatnya sederhana. Akankah jadi sederhana jika tugas dan ujian yang semakin mendekat ada dalam tumpukan yang mengelegak asa, sementara saya terbiasa menunda. ANATOMI, PATHOLOGI KLINIK, PATHOBIOLOGI, ANASTHESI, KONSERVASI GIGI, PENYAKIT PULPA, IMUNOLOGI......... Kesederhanaan akan muncul memang tanpa penundaan-penundaan. Efektifitas waktu, efisiensi pemecahan pasti menjadi syarat utama. Please terencana.....

Tidak ada komentar:

_opini

Kisruh berbagai elemen, perbedaan pandang yang menyeret penyertaan jutaan pendukung, bisa jadi diawali dengan cara pandang yang tidak runut, cenderung rumit, serta amat sering terjebak memasukan komponen yang tidak teramat perlu.
Kita perlu me-reposisi lagi bagaimana cara memandang suatu masalah untuk suatu pemecahan. Sederhana memandang merupakan kata kunci, dan saya ingin mencari itu (lagi). Ingatkah kita ketika kecil dulu yang selalu bisa dengan cepat melupakan kesalahan teman kita, sesederhana pula saat melupakan janji-janji orang tua yang tak terlaksana tanpa dendam dan tuntutan tajam. Pasti kita bisa mengulanginya, saat kini, usia berapapun kita, sebesar masalah apapun yang ada.