07 Juni 2008

sapa

Selaksa mengembara ke masa masa kuliah dulu. Ada teman yang menyapa dan mengomentari blog ini, anyway trims. Cara sederhana, SAPA, sesederhana sekalipun terkadang memberi efek teramat baik, memicu semangat kembali, dan mendorong energi positif orang yang disapa. Cara sederhana ini dianjurkan oleh seluruh nabi yang pernah ada di bumi, dan meruapakan dasar-dasar komunikasi. Keluh rasanya jika datang ke dokter , misalnya, tiada dapat sapa apalagi senyum. Sapa membuat juga hal-hal rumit bisa menyederhana, meskipun untuk membenarkan pendapat ini diperlukan khusus tehnik menyapa, buku Dirjen YAnmed Depkes saat ini, yang bercerita pengalaman dia memediasi GAM bisa dijadikan semacam wacana.

Oh ya.... di dalam sapanya, teman tadi memberikan saran tentang tidak adanya foto saya, padahal sebenarnya sudah ada (dalam bentuk perwakilan dari gen yang sama) , foto hitam putih berjudul sederhana memandang, yang selalu tampildisudut kiri atas. Tapi betul juga,wajah perlu dikenal pula. Permintaan sederhana kenapa tidak dipenuhi ? Tapi dari pada mengganggu halaman ini, akhirnya foto tidak akan tampil terus, tapi diposting saja lewat sapa berikut, sehingga tidak perlu tampil terus. Mencari sesuatu yang akan ditampilkan ternyata tidak sesederhana rencana, yang terbaik pasti dipilih, karena tidak foto genic, akhirnya semakin rumit. Ketemu foto lumayan, berdua istri tercinta yang diambil tahun 2005an saat pernikahan adik sepupu.

Tidak ada komentar:

_opini

Kisruh berbagai elemen, perbedaan pandang yang menyeret penyertaan jutaan pendukung, bisa jadi diawali dengan cara pandang yang tidak runut, cenderung rumit, serta amat sering terjebak memasukan komponen yang tidak teramat perlu.
Kita perlu me-reposisi lagi bagaimana cara memandang suatu masalah untuk suatu pemecahan. Sederhana memandang merupakan kata kunci, dan saya ingin mencari itu (lagi). Ingatkah kita ketika kecil dulu yang selalu bisa dengan cepat melupakan kesalahan teman kita, sesederhana pula saat melupakan janji-janji orang tua yang tak terlaksana tanpa dendam dan tuntutan tajam. Pasti kita bisa mengulanginya, saat kini, usia berapapun kita, sebesar masalah apapun yang ada.